Kamis, 16 Jan 2025
  • ~ Strength and Honour ~

MEMULIAKAN  AL-QUR’AN

MEMULIAKAN  AL-QUR’AN

Oleh : Luthfiana Fariha, S.Pd.I

Sob, Ramadhan sebentar lagi datang. Bulan yang banyak ditunggu-tunggu oleh umat Muslim sedunia ini sudah terasa semakin dekat dengan sering ditayangkannya iklan sirup di TV. Is that right? hehe. Di bulan yg mulia ini tentunya umat Islam sehari-harinya menjadi lebih dekat dan akrab dengan mushaf Al-Qur’an. Ditambah lagi di bulan yang sakral inilah Allah SWT pertama kali menyampaikan risalah-Nya berupa kalimat-kalimat mulia, yakni Al-Quran kepada sang kekasih-Nya, Rasulullah SAW. 

Bestie, bahagianya kita dalam menyambut Ramadhan salah satunya ditandai dengan lebih semangat dan termotivasinya kita lebih intens membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, muraja’ah atau mungkin menambah hafalan kita. Itu semua ada sebagian dari bentuk rasa cinta kita kepada Al-Qur’an dan bagaimana umat Muslim memuliakannya.

So, melalui artikel singkat ini, kita mau membahas apa aja sih yang mesti kita lakukan sebagai seorang Muslim dalam memuliakan atau menjaga kemuliaan dari Al-Qur’an kitabullah sebagai surat Cinta Allah SWT kepada hamba-Nya. Cukupkah hanya dengan membacanya, mengkhatamkan berkali-kali dan menghafalnya? Atau masih adakah hal lain yang kudu kita lakukan juga?

Bestie, Al-Qur’an adalah mu’jizat abadi yang akan tetap dibaca di semua tempat sampai hari kiamat tiba karena Allah SWT telah berjanji akan senantiasa menjaga al-Qur’an dari berbagai bentuk usaha pemalsuan, penyimpangan, baik huruf maupun makna, penambahan maupun pengurangan kandungan di dalamnya. Selain itu, Allah menjadikan al-Qur’an sebagai salah satu syi’ar Islam yang wajib diagungkan. Dalam surah al-Hajj ayat 32, Dia berfirman;

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

“Demikianlah (perinth Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.”1

So..memuliakan Al-Quran merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Sebab, Al-Quran merupakan kalam Allah SWT yang mana kita wajib untuk menjaganya. Dan menjaganya bukan berarti kita berdiam diri di dekat mushaf Al-Quran dalam jangka waktu yang lama agar tidak ada yang merusaknya. Atau bukan pula, kita menyimpan mushaf Al-Quran di tempat yang paling steril dan aman. Kita bisa menjaga firman Allah SWT yang agung ini dengan terus memuliakannya. Apa yang mesti kita lakukan dalam memuliakan Al-Quran? Untuk lebih mudah memahaminya kita singkat dengan dgn 6 Ta:

Number Wahid yaitu Tasdiq yang bermakna membenarkan, yaitu meyakini dan mengimani kebenarannya, bahwasanya Al-Qur’an adalah benar-benar dari Allah SWT serta meyakini kebenaran isi kandungannya. Bukan dibuat oleh selain Allah, baik itu jin maupun manusia yang paling jenius sekalipun. Setiap muslim wajib yakin dan tidak boleh ada keraguan sedikitpun tentang kebenaran Al-Qur’an. Q.S. Al-Baqarah ayat 2 sebagai salah satu landasannya.

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya.”2

Selanjutnya adalah Tartil, yakni membaca Al-Qur’an secara perlahan dengan tajwid dan makhraj yang jelas dan benar.3 Setiap muslim didorong untuk gemar menghiasi lisan mereka dengan membaca Al-Quran. Rasulullah SAW jg bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur an karena sesungguhnya Al qur an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya. (HR Muslim).4

Namun dalam membaca Al-Qur’an, setiap muslim diperintahkan untuk membacanya dengan tartil. Hal ini berdasarkan Q.S. Al-Muzammil ayat 4.

اَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلً

“..atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (seksama).”5

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya membaca Al-Qur’an secara seksama (tartil). Maksudnya ialah membaca Al-Qur’an dengan pelan-pelan, bacaan yang fasih, dan merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati.

Jadi dalam aktivitas kita membaca Al-Qur’an (tadarus, red) kita diharuskan untuk membaca secara jelas pelafadzan huruf demi huruf nya dan penuh dgn kekhusyukan. Bahkan, Nabi SAW juga menganjurkan para pembaca Al-Qur’an untuk membaguskan bacaan mereka (tilawah, red). Sabdanya, “Hiasilah Al-Qur’an dgn suara-suara kalian.” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i)6

Yang ketiga yakni Tahfidz atau menghafal. Menghafal surah-surah dalam Al-Qur’an juga termasuk amalan untuk menjaga dan memuliakan Al-Qur’an. “Menghafal Al Quran adalah mustahab (sunnah).” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906). Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al Quran adalah fardhu kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Al Quran, jika tidak ada sama sekali maka mereka berdosa. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325).7 Pendapat lain menyatakan, menghafal secara keseluruhan Al-Qur’an bagi setiap individu muslim hukumnya fardhu kifayah. Sedangkan menghafalkan sebagian darinya adalah fardhu ‘ain.

Rasulullah SAW sangat mendorong sahabat dan umatnya untuk menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an. Beliau mengibaratkan orang yang tak memiliki hafalan Al-Qur’an sebagai gubuk kumuh yang nyaris roboh. “Sesungguhnya orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sedikitpun dalam dadanya adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR Tirmidzi).8

Ta selanjutnya Tadabbur, yakni, memperhatikan, mengkaji dan mempelajari isinya serta memahami makna yang terkandung di dalamnya. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an yang di dalamnya berisi tentang Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah dan juga dorongan untuk berfikir. Al-Qur’an juga berisi banyak ibrah (pelajaran) di dalamnya. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Shad: 29.

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu yang diberkahi supaya ditadabburi ayat-ayatnya dan diambil (pelajaran) oleh ulul albab.”9

Ulul Albab ditafsirkan sebagai orang yang memiliki akal sehat dan cerdas. Sebagai makhluk yang dikaruniai dengan akal, maka kita hendaknya senantiasa berfikir dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pelajaran untuk kemudian dikaitkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Orang yang mentadabburi Al-Qur’an apabila bertemu dengan peristiwa dalam hidupnya mereka langsung teringat dengan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengannya. Maka dengan begitu kita dapat memperoleh keberkahan darinya dan semakin memperkokoh keimanan kita.

Sob, poin yang paling utama dari 6 Ta ialah Tathbiq yang berarti mengamalkan atau menerapkan. Kaum muslim tentu disunnahkan untuk banyak membaca Al-Qur’an. Namun, Al-Qur’an bukanlah hanya sekedar bacaan. Al-Qur’an adalah kitab yang berisi petunjuk kehidupan (al-Huda), pembeda antara yang haq dan yang bathil (Al-Furqon), obat/penyembuh atau solusi setiap masalah (asy-Syifa’) yang menyelesaikan berbagai persoalan hidup manusia.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (Q.S. Yunus: 57)10

Jika membaca Al-Qur’an adalah sunnah, maka mengamalkan/menerapkan isinya adalah kewajiban. Sebagaimana diketahui, selain membahas aqidah, Al-Qur’an juga menjelaskan hukum2 yg mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari ibadah, akhlak, pendidikan, pergaulan laki-laki dengan perempuan, rumah tangga, sosial, ekonomi, hingga politik bahkan pemerintahan. Hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah yang terbaik bagi manusia dan tidak ada tandingannya. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Maidah: 49-50.

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ.   أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Hendaklah kamu (Muhammad) memutuskan perkara di antara mereka menurut wahyu yang telah Allah turunkan, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…. Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang2 yang yakin?”.11

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al-Qur’an Kalamullah, tidak cukup hanya diyakini atau dibaca saja tetapi harus dikaji dan terlebih diamalkan/diterapkan sebagai pedoman hidup seorang muslim dalam setiap aspek kehidupan. Tanpa memilih sebagian dari bagian yang lain tetapi secara menyeluruh.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al Baqarah: 208)12

Ta yang terakhir Tabligh atau mendakwahkan atau menyampaikan. Selain dari 5 hal di atas, maka mendakwahkan, mengajarkan ataupun menyampaikan nilai-nilai yang ada dalam Al-Qur’an kepada orang lain juga merupakan langkah untuk memuliakan dan menjaganya. Bahkan, dakwah adalah termasuk amalan fardhu ‘ain bagi seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Al Bukhari)13

Itu dia bestie, 6 Ta yang mesti dilakukan dalam memuliakan Al-Qur’an sebagaimana yang banyak dilakukan oleh para sahabat, para ulama dan umat Muslim terdahulu. Dapat kita jadikan contoh, pada masa berjayanya Umat Islam dulu, kaum Muslimin sangat menjaga dan memuliakan serta menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan. Alhasil, umat Islam pada saat itupun meraih peradaban yang cemerlang, Islam tersebar ke hampir 2/3 dunia dan kaum muslim benar-benar menjadi (khoiru ummah) umat terbaik dengan memimpin dunia dan kita dijadikan mulia oleh Allah SWT berkat tunduk pada Al-Qur’an. In syaa Allah, kita semua bisa kembali lagi pada masa cemerlang itu dengan komitmen kita dalam memuliakan Al-Qur’an. Aamiin YRA. Wallaahu A’lam.

Referensi:

1 https://tafsirweb.com/5768-surat-al-hajj-ayat-32.html

2 https://tafsirweb.com/37561-surat-al-baqarah-ayat-1-5.html

3 https://id.wikipedia.org/wiki/Tartil

4 https://kemenag.go.id/read/keutamaan-membaca-al-qur-an-9n4na

5 https://tafsirweb.com/11500-surat-al-muzzammil-ayat-4.html

6 https://insantama.sch.id/berlatih-membaca-salah-satu-nada-al-quran/

7 https ://mtsn1lsm.sch.id/hukum-keutamaan-dan-urgensi-dari-menghafal-al-quran/

8 https://griyaalquran.id/inilah-dalil-keutamaan-membaca-dan-menghafal-al-quran/

9 https://tafsirweb.com/8515-surat-shad-ayat-29.html

10 https://tafsirweb.com/3331-surat-yunus-ayat-57.html

11 https://tafsirweb.com/1933-surat-al-maidah-ayat-49.html

12 https://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/26/2-208/

13 https://muslim.or.id/56281-hadits-belajar-alquran.html

IIS PSM Magetan

Tulisan Lainnya

"A Dream Come True"
Oleh : IIS PSM Magetan

“A Dream Come True”

Mengapa Doamu Tidak Dikabulkan?
Oleh : IIS PSM Magetan

Mengapa Doamu Tidak Dikabulkan?

Speech Delay Pada Anak
Oleh : IIS PSM Magetan

Speech Delay Pada Anak

Sedekah di Titik Terendah
Oleh : IIS PSM Magetan

Sedekah di Titik Terendah

Menyalami Tawa di Sudut Singapura
Oleh : IIS PSM Magetan

Menyalami Tawa di Sudut Singapura

0 Komentar

KELUAR